TOP NEWS

Cinta Tidak Selamanya Indah, Terkadang Kita harus Menemui Duri Yang Siap Menghadang

Selasa, 20 September 2011

Izinkan Aku Bercerita Tentangmu

Jangan pernah lelah wahai Mujahidku
Kerana diriku akan senantiasa berada belakangmu untuk menyokong perjuanganmu
Jangan kau tengok ke belakang, lihatlah kedepan
Didepan ada musuhmu, musuh Tuhan kita
Jadikan mereka terhina dengan kekuatanmu
Janganlah ragu untuk melepaskan peluru dari selongsong senapangmu
Tepatkan sasaran peluru senapangmu dijantungnya
Jadikan ia mati sia-sia, tak memberi kemenangan bagi sekutunya
Maju terus jangan pernah menyerah
Lepaskanlah duniamu
Kerana sungguh dunia ini hina
Sesungguhnya disisi Tuhan kitalah sebenar-benarnya kebahagiaan
Ingatlah isteri-isteri akhiratmu menunggumu dengan penuh cinta
Mereka senantiasa mendendangkan syair kerinduan
Hanya untukmu, hanya untukmu

Disaat kau pulang dengan membawa kemenangan
Maka janganlah kau merasa puas hingga Allah memenangkan agama ini atau kau menemui syahid dimedan itu
Dua pilihan yang menguntungkan, bukan?
Siapakah yang tidak suka dengan perniagaan demikian?
Sungguh merugi bagi orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat
Bukankah kau tidak demikian?

Kau sering bercerita kepadaku tentang indahnya syurga
Dengan berbagai kenikmatan didalamnya
Dan akupun mendengarkan dengan seksama
Betapa indahnya jika kita termasuk penghuni didalamnya
Menuai keredhaan-Nya selamanya

Wahai Mujahidku…aku sering melihatmu bercucuran air mata
Dan seketika itu kau tersungkur bersujud
Memanjatkan sebuah doa kepadaNya
Aku tak bisa mendengarnya kerana suaramu tertahan oleh gejolak didadamu
Namun ku tau
Itu adalah gemuruh kerinduanmu padanNya
dan kau memohon untuk bisa membela saudara-saudaramu dari para Thagut kaum kuffar
mengembalikan izzah mereka

Wahai Kekasihku…ku kan senantiasa berdoa untuk mu agar harapanmu dipenuhi
Untuk dirimu kembali ke medan pertempuran itu
Sungguh aku redha jika harus dua kali atau bahkan berulang kali ditinggalkan olehmu
Meskipun kerinduanku belum hilang untuk dirimu
Meski sajadahku belumlah kering karena banyaknya air mata kerinduan mengharapkan  kehadirmu disisiku
Meski hari-hariku kan kembali sepi oleh canda dan petuahmu

Meski dirimu tak lagi menjadi iman kepada solatku
Meski kau tak akan menyaksikan kehadiran Mujahid kecilmu menghirup udara kehidupan
Aku redha, sungguh aku redha
Asalkan Rabb kita memperkenankan kita bersua dan berkumpul di JannahNya
untuk selamanya
Jika kita tak berjumpa kembali
Maka kan ku semai cintamu disyurga
Dalam istana takwa

Senyumku mengembang jika ku membayangkannya (syurga)
Namun ku tak bisa menyembunyikan rasa cemburuku pada bidadari bermata jeli
yang akan membahagi kasihmu dengan ku
Kecantikan mereka tiada tandingan
Meski kau selalu menyanjungku tiap pagi dan malam hari
Namun seperti yang kau tau aku adalah wanita pecemburu
Jika rasa itu menyerang maka aku kan mengingat kata-katamu
“kecantikan bidadari memang tiada duanya namun wanita dunia lebih mulia dan tiada tandingannya karena mereka bersusah payah beribadah sewaktu didunia”
Dan seketika itu pula hatiku riang
Ahhh..kau selalu mengerti bagaimana caranya membuatku senang

Wahai pujaanku….tiada berita yang lebih kusukai selain berita tentang kesyahidanmu
Oleh karena itu janganlah berhenti untuk mengharap syahadah pada-Nya
Mudah-mudahan Allah melapangkan jalanmu menujuNya
Kau ingat bukan Rabb kita telah berfirman
“Barang siapa menolong agamanya maka dia akan menolongnya pula”
Yakinlah itu

Wahai kekasih hati….jangan pernah ragu untuk meninggalkanku kembali
Jangan fikirkan aku
Kerana ku akan baik-baik saja
Ku kan setangguh isteri Handzalah
Yang merelakan malam pengantinya untuk memenuhi seruan-Nya
Kan kuserahkan hidupku tanpamu
Kerana kini ku telah terbiasa
Kau yang mengajarkannya padaku, bukan?
Bukankah kita telah berkomitmen dari awal perjumpaan
dan saat ijab Kabul diucapkan
untuk mendirikan bangunan kasih kita diatas jalanNya
hingga syahid menjemput?
Kita tau perjumpaan didunia adalah sementara
KeranaNya kita memohon perjumpaan yang kekal
Hingga kau dan aku tak terpisahkan lagi oleh ruang dan waktu
Allaahumma Amiin

0 komentar: